Kamis, 26 Juni 2014

KISAHKU

Assalamualaikum. Saya kembali bersama cerpen baru saya. Cerpen ini ya insyaallah bisa menjadi contoh baik. Selamat membaca...
[Pemeran Utama : Aku (Diva) ]

Kisahku 

Aku hanyalah wanita biasa. Yang lemah, dan tdk ada yg istimewa dariku. Tapi aku yakin, aku bisa menjalani hidup ini. Dan membuktikan pada dunia bahwa wanita bukanlah makhluk yang lemah. Wanita juga kuat. Wanita bisa memendam perasaan, melawan amarah, menutupi kesedihan, dan tersenyum saat hati sedang menangis. 
Aku kelas 3 SMA atau bisa dibilang kelas 12 sekarang. Aku mempunyai beberapa sahabat. Yaitu Fanny, Donny dan Ando. Kita berempat selalu bermain bersama. Hingga pada suatu saat, aku seperti ada rasa kepada Ando. Aku tau, aku memang sahabatnya, aku udah kenal lama sama dia. Tapi aku rasa ada yg aneh ketika aku didekat Ando. Apa mungkin cinta? Aku ngga tau, tapi aku juga ngga mungkin menghianati persahabatan kita.
Suatu hari, "Pagi div" sapa Ando kepadaku sambil menghampiri aku yg sedang duduk dikursi depan kelas. "Eh hai iya pagi juga do" jawabku ragu ragu. "Kenapa kamu ko kaya grogi gitu?" tanya nya. "E.. engga do aku nggapapa hehe lagi degdegan aja soalnya ada kamu, eh ngga ngga maaf maksud aku degdegan nnti mau ada ulangan matematika hehe iya gitu" jawabku. Ahelah aku pake keceplosan segala lagi, gilaa mau taro dimana muka aku. "ohh gitu. Oh iya div, sore ini ada acara ngga?" tanya dia. "ehmm.. kayanya ngga ada do. Emang kenapa ya?" jawabku. Aduh gila jgnjgn si Ando mau ngajak jalan nih, aduuh bangganya. "Jadi gini, aku mau ngajak kamu makan sore di Cafe biasa ya, kamu bisa?" tanya nya lagi. "Ehm makan do? Eeh yaudah deh insyaallah nnti aku kabarin lagi ya" jawab aku. Padahal sih aku seneng pake banget diajak Ando makan berdua lagi, ih so sweet. "Oke, aku ke kelas dulu ya" lanjutnya.
Jam pulang sekolah, aku kan mau pulang nih, eh ternyata pas aku mau pulang naik taksi. Ando nyamperin aku. "Div, pulang bareng yuk" ajak dia. Ahelah siapa sih yg nolak ajakan cowo sebaik Ando. "Pulang bareng? Ehm.. yaudah deh makasih ya do." jawab aku. Aduh, mimpi apasih semalem sampe bisa kaya gini? Rasanya itu.. kaya terbang dilangit. Habis itu, akupun naik motor Ando, langsung deh gaspoool. "Pegangan Div, ntar jatoh loh" ucap Ando. "Ehm iya do iya" jawabku. Aduh ini hari beda banget sm harihari sebelumnya, Kayanya ini hari paling indah deh. Udah gitu, aku sampe rumah aku. "Do, makasih ya udh anterin sampe rumah hehe" kataku. "Iya div santai aja kok, jangan lupa ya nanti sore" jawabnya sambil mengedipkan mata. OH MY GOD?! Siapa sih yang ngga seneng aduuh tepaar deh ah.


Sorenya, aku siapsiap mau berangkat ketemuan sm Ando nih. "Divaaa, ini kamar kamu sampe berantakan kenapa?" tanya Bunda kepadaku. "Aduh, maaf ya bun hehe. Kaka mau langsung ketemuan nih sm seseorang dan buruburu. Udah ya bun, daah loveyouu." Jawab aku dan langsung pergi. Didepan rumah, Ando udah nunggu aku. Aduuh bahagianyaaa. "Div? Sumpah kamu beda. Cantik banget" katanya. Ha? OEMJI! Baru kali ini dibilang cantik sm cowo. "Ah ngga ah do biasa aja. Btw, makasih ya. Ayolah berangkat." jawabku. "yaudah ayo naik, jgn lupa pegangan yang erat ya" ucap dia. And then gaspooooll


Sampe di Cafe, Ando kaya udh ada persiapan gitu di Cafe itu udh ada bunga sm lilin disusun rapih sama sebuket bunga diatas meja, kebetulan itu ngga sore ya lebih masuknya ke maghrib dan udh gelap. Cuma ada aku, Ando dan pemain biola. Aduh so sweet nya, jgnjgn Ando mau nembak aku nih? OEMJI! "Div, silahkan duduk." katanya. "Iya do. Ehm ko ini sepi banget ya." jawabku. "Nanti ya div, yg lain blm dtg." jawabnya. Ha? Yang lain? Yaelah aku kira Ando mau ngomong 4mata doang. Eh ternyata banyak  "Oh gitu yaudah deh." ucapku agak jutek. Dan beberapa menit kemudian yg lain dtg, dan ternyata ini adalah perayaan Anniversarry persahabatan kita, tentu disitu ada Fanny dan Syifa juga. Yaelah kirain apaan -.- "Eh nunggu lama ya? Maaf nih dijalan macet" kata Fanny. "Haha iya gpp" jawabku agak jutek. "Div? Lo kenapa sih?" tanya Donny. "Ngga ko haha, udh ayo dimulai acaranya." jawabku. Nyesel? Iyalah nyesel banget. Kirain cuma aku sm Ando, tpi ternyataa.. Elaah. Acaranya berjalan dan blablabla selesai.


Keesokan harinya Fanny nyamperin aku. "Div? Gue pengen jujur sama lo." ucapnya. "Jujur? Jujur apa Fan?" tanyaku. "Gue sebenernya suka sama Ando. Gue ngga bisa nutupin itu lagi. Gue pengen dia nganggep gue lebih dari seorang sahabat." katanya. Ha? Aku kaget lah! Siapa yg ngga nyes klo sahabat sendiri ternyata suka sm org yg kamu suka. Aduuh kenapa jadi gini sih masalahnyaa? Bingung. "Ha? Lo suka sm Ando? " jawabku. "Kenapa Div? Lo keberatan?" tanya Fanny. "Eh ya lo mikir dong! Persahabatan kita udh terjalin dari dulu! Masa lo mau nikung sih! Inikan persahabatan suci Fan! Lo harus mikir dong! Ngga boleh ada yg saling suka sm sahabatnya!" jawabku marah. "Ko lo marah marah gitu sih sama gue? Gue kan ngasih tau baik baik Div! Yaudah klo emg lo ngga suka sama sikap gue, mending gue keluar dari persahabatan kita! Biar gue bebas! Seenggaknya klo gue udh keluar gue bisa suka sm Ando! Gaada yg larang! Inget lo!" katanya dan langsung pergi. Ah kenapa sih aku harus marah marah ke sahabat aku sendiri? Aku bener bener jahat kali ya. Apa harus aku jauhin Ando dulu? Aku harus mengalah demi Fanny. Ya! Harus mengalah! Aku ngga akan deketin Ando lagi, aku yakin Fanny bahagia kalo dia bisa sama Ando. Aku harus nebus semua kesalahan aku.


Besoknya lagi, aku berusaha untuk menjauhi Ando dan meminta maaf kepada Fanny, mau gimanapun, Fanny kan sahabat aku. "Div? Ke kantin bareng yuk" ajak Ando. "Ehm, maaf do. Aku ngga bisa ke kantin sama kamu. Aku ngga mau menari diatas kesedihan orang lain." jawabku langsung pergi. "Eh tunggu Div. Maksud kamu apa sih? Aku ngga ngerti." ucapnya lagi sambil narik tangan aku. "Kamu juga bakal tau sendiri tapi nanti. Ngga sekarang waktunya do. Lepasin ya, aku mau pergi." jawab aku. Aku ngga tau harus kaya gimana lagi buat jauhin Ando. Aku sayang sama dia tapi aku lebih sayang sama Fanny, sahabat aku. "Fan, maafin gue ya kemaren. Gue mohon lo jangan keluar dari persahabatan kita, kita perjuangin itu dari nol. Plisss maafin gue ya" ucapku. "Yaudah gue maafin. Maaf juga kemaren gue udah terlalu show sama lo. Maaf ya." jawabnya. "Udah deh Fan, nggapapa. Gue ngerti perasaan lo. Gue janji gue bakal bantu lo deketin Ando." kataku sambil memeluk Fanny. Ya Tuhaan, sebenernya aku sakit mengucapkan katakata itu. Tapi mau gimana lagi? Aku ngga mau kehilangan sahabat aku. 

Suatu hari, aku ingin mempersiapkan sesuatu yang mungkin bisa membuat Fanny senang. Aku mengirim surat ke Ando atas nama Fanny untuk ketemuan di Cafe yang sudah aku susun. "Do, kamu dateng ya ke Cafe biasa. Aku pengen ngomong sesuatu sama kamu. -Fanny-" itu isi suratnya. Malam harinya, Ando datang menemui Fanny dan mereka hanya berdua. Aku hanya melihat dari kejauhan, aku bisa melihat senyum kesenangan yg terbesat dibibir Fanny dan Ando, tapi apakah mereka tau? Hati aku ini sakit nya sungguh luar biasa. Tapi aku ngga peduli, aku ngga peduli yang penting Fanny bahagia. Besoknya, Fanny cerita kepadaku bahwa dia telah menjadi pacar Ando tadi malam. "Divaaa lo tau ngga sih? Berkat lo gue bisa jadian sama Ando tadi malem. Makasih banget ya Divaaa. Lo emang sahabat gue yg paling baikk." ucapnya sambil memelukku. Cewe mana sih yg ngga terpukul saat tau kalo sahabatnya jadian sama org yg dia suka? Itu bener bener rasanya lebih sakit dari pada aku melihat mereka berdua tadi malam. Sungguh ngga terbayang sakitnya hati ini. Tapi cewe mana juga yang sedih kalo sahabatnya bahagia? Ngga akan pernah ada. Aku yakin aku bahagia bila Fanny bahagia. "Alhamdulillah ya Fan semoga kalian langgeng. Gue akan selalu ada buat lo" jawabku. "Makasih banget nih ya Div, gue sayang elo." kata Fanny. Dalem hati aku berkata "Andai aja lo tau apa yg gue rasain sekarang, mungkin lo juga ngga akan tega liat gue kaya gini. Tapi gue ngga mau dikasihani. Gue yakin gue kuat ko ngehadapin semua ini.

Akhir cerita, aku mencoba untuk tersenyum walau hati ini sedang menangis. Aku mencoba bersabar dan mengikhlaskan sahabatku senang bersama org yg dicintainya.

S E L E S A I 
"Wanita mampu menyembunyikan perasaan, melawan amarah, menutupi kesedihan, bahkan tersenyum kala hati sedang menangis.."

Minggu, 22 Juni 2014

"BERAKHIR INDAH"

Hai, saya ingin memperkenalkan cerpen yang baru saya buat. Dalam mengisi liburan ini saya menulis cerpen. Cerpen ini menceritakan tentang sebuah kisah yang berakhir indah. Kisah ini ngga diambil dari kisah siapapun sih ya, iseng doang hehe. Selamat membaca...
(Pemeran utama : Aku [Adinda] )

Hai kenalin, aku Adinda. Aku lahir dari keluarga yang serba cukup, apapun yang aku mau selalu dikabulkan, apapun yang aku inginkan selalu tercapai. Tapi aku ngga pernah merasa senang walaupun aku hidup dari keluarga yang serba cukup. Aku rasa, harta bukanlah segalanya apabila aku tidak merasakan kebahagiaan keluargaku. Papah ku kerja diluar negeri, Mamah ku menjadi dokter di suatu Rumah Sakit. Setiap hari aku menjalani hariku hanya bersama bibi Sumi, pembantuku dirumah. Aku merasa seperti tidak punya orang tua, kedua orang tua ku sibuk dengan pekerjaannya sendiri. Aku tidak pernah diperhatikan.

Sampai pada suatu hari, Papahku pulang dari Amerika. Awalnya aku senang sekali bisa bertemu Papah setelah 4Tahun akhir ini tidak bertemu. 
Aku : "Pah, Papah ngga bakalan pergi lagi kan? Dinda capek Pah, Dinda bosen, Dinda ngga mau uang yang banyak. Dinda cuma mau Papah sama Mamah ada disini, jagain Dinda. Plis ya, Pah. Jangan pergi lagi, Dinda mohonn." 
Papah : "Dindaa, Papah ngga bisa. Besok Papah harus balik ke Amerika, karena banyak proyek yang mau bekerja sama dengan perusahaan Papah. Kamu mau apa? Nanti Papah titipkan uangnya ke Bi Sumi ya. Kamu boleh beli semua yang kamu mau, silahkan."
Aku : "Pah, Dinda ngga butuh uang banyak. Dinda ngga mau uang, uang dan uang terus, Dinda cuma mau Papah sama Mamah ada disini, nemenin Dinda!"
Papah : "Dindaa, kamu itu sudah SMP, tak sepantasnya seorang remaja masih ditemenin sama Mamah Papah. Kamu harus mandiri! Jangan manja!"

Aku ngga tau sebenernya apa salah aku? Papah sm Mamah ngga ada yg pernah ngertiin aku. Aku bosan! Akhirnya aku memutuskan untuk kabur dari rumah. Untuk apa aku dirumah tanpa kebahagiaan keluargaku. Aku ngga butuh uang! Aku hanya butuh kasih sayang, itu saja. 
Bi Sumi : "Non, Non mau kemana?"
Aku : "Dinda mau pergi bi, Dinda bosan sendiri dirumah. Ngga ada Mamah Papah. Masa dari kecil, Dinda ngga pernah ada yang ngertiin Dinda. Dinda ditinggal Mamah Papah dari kecil, ngga ada yg peduliin Dinda lagi. Lebih baik Dinda pergi!" 
Bi Sumi : " Non jangan Non, kan ada Bibi, Non kan ngga sendirian. Jangan pergi ya, non."

Aku ngga mau ikutin kata2 bibi lagi, aku mau pergi. Aku pergi kejalan, walau hujan membasahi tubuhku. Aku bertemu teman, teman yang baik sekali. Dari sini, aku merasakan kebahagiaan keluarga.
Aku : "Hai, kenalin aku Adinda. Nama kamu siapa?"
Risa : "Eh sapa lo?! Jangan sok kenal lo sama gue!"
Aku : "Maaf, aku kabur dari rumah, aku mau gabung sama kalian. Plis terima aku."
Risa : "Oke, tapi? Lo ada duit kagak?! Laper nih gue dari pagi belum makan."
Aku : "Hmm, ada ko ada. Ini? Kalo kurang aku masih punya banyak"
Risa : "Waduuh banyak amat lo, kayanya lo keturunan tajir ye? Kenapa lo malah kabur? Kan keluarga lo tajir men? Oiya gue Risa, gue anak Punk Rock Jalanan disini. Gue biasa ngamen di lampu merah."
Aku : "Iya tapi aku ngga suka sama keluarga aku, dia selalu ngasih aku uang dan uang. Padahal aku ngga butuh itu, aku cuma butuh org tua aku nemenin aku. Tapi mereka sibuk dengan pekerjaannya sendiri, aku jadi memutuskan untuk kabur dari rumah."
Risa : "Aduh, udah deh lo ngga usah sedih2an mellow kaya gitu. Gue sih emang lahir dari org tua yang ngga mampu jadi gue ngga butuh kasih sayang. Hidup begini udah biasa bagi gue. Oh iya, kalo nnti uang lo habis. Lo harus ngamen bareng kita2, tapi lo jangan pake baju bagus begituan ah nanti ngga ada yang kasian sama lo. Oke?"
Aku : "Iya, aku akan nurutin kemauan kamu asalkan kalian jangan tinggalin aku."

Aku lebih senang hidup bersama teman2 ngamenku. Mereka lebih setia, walau mereka tidak punya rumah. Tapi aku lebih butuh kebersamaan dibanding kekayaan. Aku dan Risa memang berbeda, tapi aku sangat sayang kepadanya. Karena bagiku, Risa itu baik, ramah, perhatian, friendship banget, walaupun kita dapet uang ngamen sedikit dan itu tidak bisa untuk beli makan, Risa ngga egois. Dia ngga akan makan kalo kita juga ngga makan. Aku suka kehidupan seperti ini dibanding dirumah yang selalu diatur2 dan tidak pernah merasakan kebahagiaan hidup. 

Setiap hari, aku dan teman2 ngamen di lampu merah. Hingga pada suatu saat..
Papah : "Dinda! Ngapain kamu ngamen disini? Kamu mencoreng nama baik Papah!"
Aku : "Om siapa? Saya ngga kenal sama Om! Om ngga usah pura2 jadi Papah aku! Aku ngga mau ikut Om!"
Papah : "Dindaa, plis nak. Kamu jangan ngamen lagi. Kalo org kantor tau, Papah bisa dipecat nak. Tolongg."
Aku : "Aku ngga mau! Papah sama Mamah selalu sibuk sama kerjaannya! Aku ngga diperhatiin! Aku ngga mau ikut Papah! Terserah Papah mau dipecat atau ngga! Aku ngga peduli! Emang dulu Papah peduli sama Dinda? Ngga kan? Dinda ngga mau!"
Papah : "Tapi nak.."
Aku : "Pokoknya Dinda gamau! Lepasin! Kenapa? Papah malu? Papah malu punya anak kaya Dinda? Yaudah Papah tinggal pergi aja! Nggausah cari Dinda lagi! Dinda gamau balik kerumah! Bersama teman2 Dinda yang baru, Dinda baru ngerasain bahwa kebahagiaan keluarga itu lebih dari uang yang Papah kasih! Aku lebih senang sama teman2 dibanding sama uang yang Papah kasih! Dinda ngga butuh itu Pah!"

Papah selalu mengejar aku, dia selalu ingin aku pulang. Tapi aku ngga mau, aku ngga mau pulang ke rumah yang tidak ada senangnya sama sekali. Aku kesepian dirumah. Aku ingin keramaian. Hingga pada waktu itu, Papah sakit karena memikirkan aku. Aku datang kerumah untuk menengok Papah. Perusahaan Papah tertipu oleh proyek Amerika, jadi sekarang Papah bangkrut.
Papah : "Dindaa, maafkan Papah nak. Selama ini Papah ngga pernah ngawasin kamu, Papah ngga pernah merhatiin kamu. Papah sadar, pekerjaan bukanlah segalanya. Tapi kamu adalah segalanya. Kamu pulang ya nak."
Aku : "Maaf Pah, Dinda ngga bisa ninggalin Risa dan teman2. Dinda takut Papah nanti sibuk lagi kaya dulu. Dinda ngga mau balik lagi ke keluarga ini Pah."
Papah : "Naak, Papah janji. Papah ngga akan kerja lagi. Papah akan buka butik dan toko roti dirumah ini. Jadi Papah tidak usah bekerja jauh2 lagi. Tapi Papah mohon, kamu pulang ya nak."
Aku : "Papah serius? Papah janji kan ngga akan ninggalin Dinda lagi? Dinda juga mau Risa jadi kakak angkat Dinda. Dinda mau Risa tinggal disini. Ya pah? Pliss."
Papah : "Iya boleh sayang. Risa, mulai sekarang kamu tinggal sama Dinda ya. Om anggap kamu sebagai anak Om sendiri, karena kamu telah menjaga Dinda selama ini."
Risa : "Makasih Om, Tante. Saya janji saya akan nemenin Dinda dirumah ini. Karena saya juga sudah menganggap Dinda sebagai adik saya sendiri."

Aku senang sekarang keluargaku telah bersama kembali. Papah dan Mamahku selalu menemani aku. Ditambah ada Risa yang akan menemani aku di rumah. Keluarga sederhana inilah yang aku harapkan, dan kebahagiaan yang begitu besar inilah yang aku impikan. 

SELESAI
"Didalam sebuah keluarga, kekayaan bukanlah segalanya, tapi kebahagiaan adalah segalanya"