Hai, saya ingin memperkenalkan cerpen yang baru saya buat. Dalam mengisi liburan ini saya menulis cerpen. Cerpen ini menceritakan tentang sebuah kisah yang berakhir indah. Kisah ini ngga diambil dari kisah siapapun sih ya, iseng doang hehe. Selamat membaca...
(Pemeran utama : Aku [Adinda] )
Hai kenalin, aku Adinda. Aku lahir dari keluarga yang serba cukup, apapun yang aku mau selalu dikabulkan, apapun yang aku inginkan selalu tercapai. Tapi aku ngga pernah merasa senang walaupun aku hidup dari keluarga yang serba cukup. Aku rasa, harta bukanlah segalanya apabila aku tidak merasakan kebahagiaan keluargaku. Papah ku kerja diluar negeri, Mamah ku menjadi dokter di suatu Rumah Sakit. Setiap hari aku menjalani hariku hanya bersama bibi Sumi, pembantuku dirumah. Aku merasa seperti tidak punya orang tua, kedua orang tua ku sibuk dengan pekerjaannya sendiri. Aku tidak pernah diperhatikan.
Sampai pada suatu hari, Papahku pulang dari Amerika. Awalnya aku senang sekali bisa bertemu Papah setelah 4Tahun akhir ini tidak bertemu.
Aku : "Pah, Papah ngga bakalan pergi lagi kan? Dinda capek Pah, Dinda bosen, Dinda ngga mau uang yang banyak. Dinda cuma mau Papah sama Mamah ada disini, jagain Dinda. Plis ya, Pah. Jangan pergi lagi, Dinda mohonn."
Papah : "Dindaa, Papah ngga bisa. Besok Papah harus balik ke Amerika, karena banyak proyek yang mau bekerja sama dengan perusahaan Papah. Kamu mau apa? Nanti Papah titipkan uangnya ke Bi Sumi ya. Kamu boleh beli semua yang kamu mau, silahkan."
Aku : "Pah, Dinda ngga butuh uang banyak. Dinda ngga mau uang, uang dan uang terus, Dinda cuma mau Papah sama Mamah ada disini, nemenin Dinda!"
Papah : "Dindaa, kamu itu sudah SMP, tak sepantasnya seorang remaja masih ditemenin sama Mamah Papah. Kamu harus mandiri! Jangan manja!"
Aku ngga tau sebenernya apa salah aku? Papah sm Mamah ngga ada yg pernah ngertiin aku. Aku bosan! Akhirnya aku memutuskan untuk kabur dari rumah. Untuk apa aku dirumah tanpa kebahagiaan keluargaku. Aku ngga butuh uang! Aku hanya butuh kasih sayang, itu saja.
Bi Sumi : "Non, Non mau kemana?"
Aku : "Dinda mau pergi bi, Dinda bosan sendiri dirumah. Ngga ada Mamah Papah. Masa dari kecil, Dinda ngga pernah ada yang ngertiin Dinda. Dinda ditinggal Mamah Papah dari kecil, ngga ada yg peduliin Dinda lagi. Lebih baik Dinda pergi!"
Bi Sumi : " Non jangan Non, kan ada Bibi, Non kan ngga sendirian. Jangan pergi ya, non."
Aku ngga mau ikutin kata2 bibi lagi, aku mau pergi. Aku pergi kejalan, walau hujan membasahi tubuhku. Aku bertemu teman, teman yang baik sekali. Dari sini, aku merasakan kebahagiaan keluarga.
Aku : "Hai, kenalin aku Adinda. Nama kamu siapa?"
Risa : "Eh sapa lo?! Jangan sok kenal lo sama gue!"
Aku : "Maaf, aku kabur dari rumah, aku mau gabung sama kalian. Plis terima aku."
Risa : "Oke, tapi? Lo ada duit kagak?! Laper nih gue dari pagi belum makan."
Aku : "Hmm, ada ko ada. Ini? Kalo kurang aku masih punya banyak"
Risa : "Waduuh banyak amat lo, kayanya lo keturunan tajir ye? Kenapa lo malah kabur? Kan keluarga lo tajir men? Oiya gue Risa, gue anak Punk Rock Jalanan disini. Gue biasa ngamen di lampu merah."
Aku : "Iya tapi aku ngga suka sama keluarga aku, dia selalu ngasih aku uang dan uang. Padahal aku ngga butuh itu, aku cuma butuh org tua aku nemenin aku. Tapi mereka sibuk dengan pekerjaannya sendiri, aku jadi memutuskan untuk kabur dari rumah."
Risa : "Aduh, udah deh lo ngga usah sedih2an mellow kaya gitu. Gue sih emang lahir dari org tua yang ngga mampu jadi gue ngga butuh kasih sayang. Hidup begini udah biasa bagi gue. Oh iya, kalo nnti uang lo habis. Lo harus ngamen bareng kita2, tapi lo jangan pake baju bagus begituan ah nanti ngga ada yang kasian sama lo. Oke?"
Aku : "Iya, aku akan nurutin kemauan kamu asalkan kalian jangan tinggalin aku."
Aku lebih senang hidup bersama teman2 ngamenku. Mereka lebih setia, walau mereka tidak punya rumah. Tapi aku lebih butuh kebersamaan dibanding kekayaan. Aku dan Risa memang berbeda, tapi aku sangat sayang kepadanya. Karena bagiku, Risa itu baik, ramah, perhatian, friendship banget, walaupun kita dapet uang ngamen sedikit dan itu tidak bisa untuk beli makan, Risa ngga egois. Dia ngga akan makan kalo kita juga ngga makan. Aku suka kehidupan seperti ini dibanding dirumah yang selalu diatur2 dan tidak pernah merasakan kebahagiaan hidup.
Setiap hari, aku dan teman2 ngamen di lampu merah. Hingga pada suatu saat..
Papah : "Dinda! Ngapain kamu ngamen disini? Kamu mencoreng nama baik Papah!"
Aku : "Om siapa? Saya ngga kenal sama Om! Om ngga usah pura2 jadi Papah aku! Aku ngga mau ikut Om!"
Papah : "Dindaa, plis nak. Kamu jangan ngamen lagi. Kalo org kantor tau, Papah bisa dipecat nak. Tolongg."
Aku : "Aku ngga mau! Papah sama Mamah selalu sibuk sama kerjaannya! Aku ngga diperhatiin! Aku ngga mau ikut Papah! Terserah Papah mau dipecat atau ngga! Aku ngga peduli! Emang dulu Papah peduli sama Dinda? Ngga kan? Dinda ngga mau!"
Papah : "Tapi nak.."
Aku : "Pokoknya Dinda gamau! Lepasin! Kenapa? Papah malu? Papah malu punya anak kaya Dinda? Yaudah Papah tinggal pergi aja! Nggausah cari Dinda lagi! Dinda gamau balik kerumah! Bersama teman2 Dinda yang baru, Dinda baru ngerasain bahwa kebahagiaan keluarga itu lebih dari uang yang Papah kasih! Aku lebih senang sama teman2 dibanding sama uang yang Papah kasih! Dinda ngga butuh itu Pah!"
Papah selalu mengejar aku, dia selalu ingin aku pulang. Tapi aku ngga mau, aku ngga mau pulang ke rumah yang tidak ada senangnya sama sekali. Aku kesepian dirumah. Aku ingin keramaian. Hingga pada waktu itu, Papah sakit karena memikirkan aku. Aku datang kerumah untuk menengok Papah. Perusahaan Papah tertipu oleh proyek Amerika, jadi sekarang Papah bangkrut.
Papah : "Dindaa, maafkan Papah nak. Selama ini Papah ngga pernah ngawasin kamu, Papah ngga pernah merhatiin kamu. Papah sadar, pekerjaan bukanlah segalanya. Tapi kamu adalah segalanya. Kamu pulang ya nak."
Aku : "Maaf Pah, Dinda ngga bisa ninggalin Risa dan teman2. Dinda takut Papah nanti sibuk lagi kaya dulu. Dinda ngga mau balik lagi ke keluarga ini Pah."
Papah : "Naak, Papah janji. Papah ngga akan kerja lagi. Papah akan buka butik dan toko roti dirumah ini. Jadi Papah tidak usah bekerja jauh2 lagi. Tapi Papah mohon, kamu pulang ya nak."
Aku : "Papah serius? Papah janji kan ngga akan ninggalin Dinda lagi? Dinda juga mau Risa jadi kakak angkat Dinda. Dinda mau Risa tinggal disini. Ya pah? Pliss."
Papah : "Iya boleh sayang. Risa, mulai sekarang kamu tinggal sama Dinda ya. Om anggap kamu sebagai anak Om sendiri, karena kamu telah menjaga Dinda selama ini."
Risa : "Makasih Om, Tante. Saya janji saya akan nemenin Dinda dirumah ini. Karena saya juga sudah menganggap Dinda sebagai adik saya sendiri."
Aku senang sekarang keluargaku telah bersama kembali. Papah dan Mamahku selalu menemani aku. Ditambah ada Risa yang akan menemani aku di rumah. Keluarga sederhana inilah yang aku harapkan, dan kebahagiaan yang begitu besar inilah yang aku impikan.
SELESAI
"Didalam sebuah keluarga, kekayaan bukanlah segalanya, tapi kebahagiaan adalah segalanya"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar